Suara adzan telah berkumandang lain halnya dengan dia,
seorang gadis pemalas yang masih bergelut dengan selimut dan bantalnya.
Raisyah Nurul Fatimah Az-zahra, nama yang cantik
seperti orangnya, nama panggilanya rais, umurnya 18 tahun, dia baik hati, gampang
akrab antar sesama, tapi dia pemalas, wajahnya jutek abis, gampang marah, dia
anak dari bapak Dadang dan ibunya Tika, dia mempunyai 2 adik.
“ neng, gugah subuh kebluk-kebluk teuing ih (bangun
sudah subuh)” suara ibunya membangunkanya dengan logat sunda yang khas
“hmmmm, iya mah” jawab raisyah dengan nada malas untuk
bangun
Setelah melaksanakan shalat subuh raisyah membereskan
rumahnnya dan mempersiapkan perlengkapanya untuk kuliah, karena kesibukan orang
tuanya dan dia sebagai anak sulung jadi dia harus bmemberi contoh pada adiknya
dan membantu orang tuanya.
Sesudah selesai semuanya dia meminta izin kepada orang
tuanya untuk berangkat ke kampus. Dia menjadi mahasiswa dislah satu kampus
swasta di tasikmalaya IAIT (institut agama islam tasikmalaya) masuk fakultas
ekonomi syariah.
“mah, pak rais angkat, asslamualikum” ucap raisyah
sambil menyium tangan kedua orangtuanya.
------------------
Dia adalah sosok yang mungkin kalau dilihat dari
pandangan sahabat-sahabatnya dia adalah orang yang gampang move on, kenapa
bisa?
Raisyah berubah drastis ketika dia kenal dengan sosok
yang bahkan baru 1 bulan mengenalinya, datangnya lelaki itu menjadi suatu
penerang bagi raisyah, dia bahkan lebih rajin dari biasanya, dan giat dalam
melakukan apapun.
Raisyah tidak memaksakan kehendaknya untuk memiliki
bahkan menyandang status pacar hanya saja dia ingin tetap dan bersikap
semestinya meski dia tau cinta dalam diam aadalah menyakitkan.
Tasikmalaya, 30 april 2019